PT Rifan Financindo Berjangka – Emas Stabil pasca Reli Sembilan Hari Jelang Data Inflasi AS
Emas stabil setelah lonjakan sembilan hari menjelang data inflasi AS yang mungkin memberikan lebih banyak kepastian mengenai waktu keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga.
Logam mulia diperdagangkan mendekati $2,180 per ounce di Asia setelah reli yang membuatnya naik lebih dari 7% dan mencetak rekor tertinggi dalam beberapa hari berturut-turut.
AS akan melaporkan indeks harga konsumen untuk bulan Februari pada hari Selasa (12/3), dan angka yang lebih tinggi dari perkiraan dapat membatasi kenaikan lebih lanjut karena akan memundurkan batas waktu The Fed mengurangi biaya pinjaman. Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan logam mulia, yang tidak menawarkan bunga apa pun.
Kenaikan harga emas yang pesat telah mengejutkan beberapa investor, mengingat belum ada perubahan besar dalam ekspektasi bank sentral AS akan memangkas suku bunga dalam beberapa pekan terakhir. Meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina telah memperkuat peran logam mulia sebagai aset safe haven, sementara bank sentral, khususnya di Tiongkok, terus menambah kepemilikannya.
Harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi $2,180.81 per ounce pada pukul 9:43 pagi waktu Singapura. Indeks Bloomberg Dollar Spot stabil. Perak dan platinum sedikit berubah, sementara paladium naik tipis. (Tgh)
Sumber: Bloomberg
Emas Ditutup Di Rekor Tertinggi untuk Hari Ketujuh Berturut-turut Jelang Data Inflasi Februari
Emas ditutup pada rekor tertinggi untuk ketujuh sesi berturut-turut pada hari Senin (11/3) bahkan ketika dolar dan imbal hasil treasury naik menjelang data inflasi AS yang dirilis pada hari Selasa.
Emas untuk pengiriman April ditutup naik US$3,10 menjadi menetap di US$2,188.60 per ounce.
Harga logam mulia terus meningkat di tengah ekspektasi Federal Reserve akan mulai memotong suku bunganya tahun ini, meskipun bank sentral mengatakan pihaknya tidak akan mulai menurunkan suku bunga sampai inflasi mendekati target 2%. Perkiraan konsensus untuk indeks harga konsumen AS bulan Februari adalah kenaikan sebesar 3,1%, secara tahunan, dengan peringkat inti naik 3,7%, menurut Marketwatch.
Indeks dolar ICE terakhir terlihat naik 0,14 poin menjadi 102,86.
Imbal hasil Treasury juga meningkat, menjadi bearish bagi emas karena tidak menawarkan bunga. Surat utang AS bertenor dua tahun terakhir terlihat membayar 4,544%, naik 6,2 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun naik 2,5 basis poin menjadi 4,105%. (Arl) PT Rifan Financindo Berjangka.
Sumber : MT Newswires