
PT Rifan Financindo – Emas Nyaris $4.000, Apa Rahasia di Baliknya?
Emas terus melonjak dan hampir menyentuh level $4.000 per ons seiring berlanjutnya penutupan pemerintah AS yang menunda rilis data payroll penting, sehingga membuat prospek ekonomi semakin tidak jelas. Ketidakpastian ini membuat pelaku pasar mengandalkan laporan swasta untuk melihat kondisi ekonomi, sementara bank sentral kesulitan mengambil keputusan kebijakan moneter.
Peningkatan emas yang sudah mencapai hampir 50% tahun ini didorong oleh gejolak ekonomi dan ketegangan geopolitik yang meningkat, serta siklus pemotongan suku bunga Federal Reserve yang menguntungkan logam mulia karena emas tidak memberikan bunga. Selain itu, pembelian emas oleh bank sentral yang ingin mengurangi ketergantungan pada dolar juga memperkuat harga.
Menurut analis Ahmad Assiri dari Pepperstone Group, tren pemotongan suku bunga dan melemahnya pasar tenaga kerja akan terus mendukung harga emas, meskipun ada potensi koreksi sementara yang sehat dalam reli jangka panjang ini. Emas tetap menarik sebagai aset perlindungan nilai di tengah cakrawala global.
Pada perdagangan pagi ini, harga emas naik 0,5% menjadi $3.905,54 per ons, setelah mencatat kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut. Logam mulia lain seperti perak, platinum, dan paladium juga menunjukkan kenaikan, sementara dolar AS sedikit menguat.(asd)
Sumber : Newsmaker.id
Dunia Panik, Emas Naik Tembus Langit!
Harga emas kembali mencetak rekor baru di awal pekan ini, menyentuh level $3.920 per ons pada Senin 06/10/25 sebelum terkoreksi ringan. Lonjakan ini memicu kekhawatiran investor atas penutupan pemerintahan AS (shutdown) yang masih berlangsung tanpa kepastian. Ketidakpastian ini mendorong dikeluarkannya dana besar-besaran ke aset safe haven seperti emas.
Shutdown juga menyebabkan data ketenagakerjaan AS yang seharusnya rilis Jumat lalu ditunda. Ini semakin memperkeruh gambaran kondisi ekonomi Negeri Paman Sam. Dengan data penting yang tertahan, investor semakin waspada, dan logam mulia pun menjadi pilihan utama untuk melindungi nilai.
Sepanjang tahun ini, emas sudah meningkat hampir 50% — guncangan tajam yang memicu kombinasi gejolak geopolitik, ketegangan global, dan kebijakan Presiden Donald Trump yang dianggap menambah perekonomian. Selain itu, siklus penurunan suku bunga oleh The Fed juga menjadi angin segar bagi emas, karena membuat imbal hasil aset lain menjadi kurang menarik.
Pagi ini (waktu Singapura), emas diperdagangkan sekitar $3.908 per ons, naik 0,6%. Sementara itu, indeks dolar AS justru menguat tipis 0,3%. Tak hanya emas, logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan paladium juga ikut menguat, menandakan bahwa pasar sedang benar-benar haus akan keamanan.(ads) PT Rifan Financindo.
Sumber : NewsMaker
