Rekomendasi Emas Mingguan 13 – 17 November 2023: Memperpanjang Penurunan Mingguannya.

PT Rifan Financindo Berjangka
PT Rifan Financindo Berjangka

PT Rifan Financindo Berjangka – Harga emas memperpanjang kecenderungan bearish-nya setelah dimulainya jam perdagangan sesi AS pada hari Jumat minggu lalu dan diperdagangkan di bawah $1,940 di $1,937 per troy ons.

Emas mengakhiri minggu lalu dengan kerugian yang substansial meskipun permintaan akan dolar AS melemah. Emas menutup perdagangan minggu lalu dengan penurunan harga untuk minggu kedua berturut-turut dengan para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS menyuarakan dukungan untuk pengetatan moneter lebih lanjut.

Dolar AS berhasil mempertahankan permintaannya selama paruh waktu pertama hari Jumat minggu lalu, namun berbalik arah setelah jam perdagangan sesi AS dimulai. Sebagai akibatnya emas sempat naik dari kerendahan mingguan di $1,944 ke atas $1,960.

Dolar AS berbalik sedikit melemah dengan keluarnya data Consumer Confidence dari University of Michigan (UoM) yang meleset dari yang diperkirakan, melemah ke 60.4 pada bulan November dari sebelumnya 63.8 pada bulan Oktober.

Selain itu setelah sempat jatuh pada hari Kamis, Wall Street menghijau pada hari Jumat sehingga menambah tekanan turun terhadap dolar AS. Indeks dolar AS turun 0.09% ke 105.685 sehingga sempat mendorong harga emas naik ke atas $1,960 sebentar.

Harga emas segera berbalik turun pada jam perdagangan sesi AS selanjutnya karena pernyataan yang dikeluarkan oleh ketua Federal Reserve AS (the Fed) Jerome Powell.

Komentar yang hawkish dari Jerome Powell memicu lompatan dari yields obligasi treasury AS, yang sempat menguatkan dolar AS. Powell menyatakan bahwa mereka tidak yakin telah berhasil mencapai sikap kebijakan moneter yang cukup restriktif yang bisa membawa turun inflasi kembali ke target 2%.

Pada saat berpartisipasi di dalam panel diskusi kebijakan moneter yang diorganisir oleh International Monetary Fund, pada hari Kamis, ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengulangi pendekatan yang bergantung kepada data ekonomi yang keluar dari AS.

Powell menyatakan:”Kami sedang membuat keputusan dari pertemuan ke pertemuan berdasarkan pada data ekonomi yang keluar dan implikasinya bagi outlook inflasi dan aktifitas ekonomi”.

Para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS tidak yakin bisa mencapai kestabilan harga dengan level kebijakan moneter yang ada pada saat ini dimana ekonomi AS masih tetap tangguh diukur dari belanja konsumen, pasar tenaga kerja dan performance ekonomi lainnya. Karena itu mayoritas pembuat kebijakan di Federal Reserve AS cenderung untuk melanjutkan kebijakan pengetata moneter.

Pada awal sesi perdagangan New York, Presiden Fed Bank Atlanta Raphael Bostic mengatakan di dalam komentarnya bahwa bank sentral AS perlu melakukan lebih banyak pekerjaan terhadap inflasi. Bostic memandang belanja dan permintaan memang melambat kedepannya namun masih memerlukan waktu yang bagus.

Harga emas bisa mengalami tekanan bearish pada minggu ini dengan ketua Federal Reserve AS Jerome Powell telah menutup pintu untuk menghentikan kecenderungan potensi dovish merangkak masuk ke pasar.

Para investor emas harus membalikkan fokus mereka kembali kepada kebijakan moneter Federal Reserve AS dengan ketidakpastian geopolitik yang sempat membawa harga emas naik ke atas $2,000 terus melemah. Walaupun Israel terus melakukan serangan darat di jalur Gaza di dalam peperangannya yang baru dengan Hamas, konflik antara Israel melawan Hamas tetap bisa dibatasi paling tidak sampai hari ini.

Meskipun harga emas turun pada minggu ini, emas masih jauh lebih baik daripada minyak mentah yang juga menurun harganya karena ketakutan akan geopolitik terus memudar. Minyak mentah WTI mengalami kerugian selama tiga minggu berturut-turut, kerugian terburuk sejak bulan April.

Namun turunnya harga minyak mentah bisa menguntungkan bagi harga emas karena membantu meredakan ketakutan akan inflasi, sehingga memberikan Federal Reserve AS ruang untuk mundur dari retorikanya yang hawkish.

Pada minggu ini, data inflasi dari konsumen, Consumer Price Index (CPI) akan keluar pada hari Selasa sangat diperhatikan pasar. Tekanan inflasi AS dari CPI ini masih memiliki peluang untuk turun secara signifikan. Para ekonom memperkirakan inflasi tahunan berdasarkan CPI pada bulan Oktober akan naik 3.3% dibandingkan dengan angka pada bulan September yang naik 3.7%.

Angka CPI umum AS untuk bulan Oktober diperkirakan akan turun dari 0.4% ke 0.1% dan angka CPI inti untuk satu tahun sampai bulan Oktober diperkirakan tetap tidak berubah di 4.2%.

Apabila angka inflasi CPI AS yang akan keluar pada hari Selasa minggu ini turun sesuai dengan yang diperkirakan pasar atau bahkan lebih rendah lagi, maka dolar AS akan turun karena semakin meyakinkan pasar bahwa siklus pengetatan oleh Federal Reserve AS telah mencapai puncaknya. Hal ini adalah positip bagi harga emas. Sebaliknya apabila angka inflasi CPI AS muncul naik dengan mengejutkan maka harga emas akan turun lebih jauh.

Selain angka inflasi CPI AS, apabila angka penjualan ritel AS yang akan muncul pada hari Rabu minggu ini, lebih lemah daripada yang diperkirakan, maka akan positip bagi harga emas karena memberikan signal kepada pasar bahwa para konsumen mulai tersandung dan tidak bisa mendukung aktifitas ekonomi untuk maju.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di $1,933 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,923 dan kemudian $1,900.

“Resistance” terdekat menunggu di $1,965 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,978 dan kemudian $1,988. PT Rifan Financindo Berjangka.

Sumber : Vibiznews

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.