PT Rifan Financindo Berjangka – Harga emas dunia melemah pada perdagangan hari Rabu setelah dana ekonomi terbaru Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa aktivitas bisnis berjalan dengan kuat. Bahkan penurunan harga emas dunia ini terjadi ketika dolar AS tengah mengalami tekanan.
Saat ini pelaku pasar tengah menanti lebih banyak indikator ekonomi untuk menilai kapan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) akan menurunkan suku bunga.
“Harga emas cukup terisolasi dari penyesuaian harga yang hawkish di pasar suku bunga, karena ada tanda-tanda bahwa investor secara historis memiliki posisi yang rendah terhadap emas meskipun pasar memperkirakan siklus pemotongan The Fed akan segera dimulai,” kata analis komoditas TD Securities, Daniel Ghali.
Menurut survei S&P Global, aktivitas bisnis AS meningkat pada bulan Januari dan inflasi terlihat mereda.
Perekonomian AS yang kuat dan penolakan dari pejabat bank sentral membuat beberapa investor memikirkan kembali pertaruhan mereka mengenai seberapa cepat The Fed akan menurunkan suku bunganya tahun ini.
Menurut FedWatch Tool CME, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan 30-31 Januari dan memundurkan jangka waktu penurunan suku bunga pertama.
Dolar tergelincir 0,5% terhadap para pesaingnya, membuat emas batangan yang dihargakan dalam greenback lebih murah bagi pembeli luar negeri, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun juga melemah.
Paket Kebijakan China
“Tiongkok menyusun paket yang lebih komprehensif untuk membendung sentimen pesimistis yang telah mengganggu pasar mereka selama berbulan-bulan dan membebani dolar AS,” tambah Ghali.
Bank sentral China mengumumkan pemotongan besar cadangan bank yang akan menyuntikkan sekitar USD 140 miliar uang tunai ke dalam sistem perbankan.
Investor kini fokus pada perkiraan awal PDB AS kuartal keempat pada hari Kamis, dan data pengeluaran konsumsi pribadi pada hari Jumat.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. PT Rifan Financindo Berjangka.
Harga Emas Dunia Diramal Tak Secerah Pekan Lalu, Ini Prediksi Analis!
Sebelumnya, harga emas dunia mengalami minggu kemarin di level tertinggi dan mendekati USD 2.050 per ounce. Kenaikan harga emas dunia pada pekan lalu didukung oleh permintaan akan instrumen safe haven akibat konflik Timur Tengah dan sentimen penurunan suku bunga yang lebih cepat.
Namun seiring berjalannya waktu, komentar Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed yang hawkish dan tidak adanya dorongan dari sentimen geopolitik akhirnya melemahkan selera investor akan logam mulia.
Survei mingguan Kitco News untuk harga emas kepada para analis dan investor ritel pada minggu kemarin bergerak ke arah yang hampir sempurna. Sebagian besar dari mereka memperkirakan kenaikan harga emas.
Namun berbeda dengan survei terbaru yang dijalankan pada akhir pekan kemarin. Mayoritas dari para analis dan pelaku pasar memperkirakan harga emas akan bergerak stagnasi atau penurunan pada pekan ini.
“Saya bersikap bearish terhadap emas untuk minggu ini,” kata kepala analis SIA Wealth Management Colin Cieszynski, dikutip dari Kitco, Senin (@2/1/2024).
“Dengan imbal hasil obligasi pemerintah yang meningkat dan penguatan Dolar AS, emas terus menghadapi hambatan yang moderat.” tambah dia.
Penerbit VR Metals/Resource Letter Mark Leibovit mengatakan, dirinya tidak bisa bertaruh lebih banyak kepada emas pada minggu ini mengingat kondisi yang terjadi.
“Dengan target kenaikan menengah USD 2.700, akan memberikan emas keuntungan dari keraguan, terutama karena analisis pasar saya secara keseluruhan negatif dan media mengabaikan Perang Dunia III yang jelas-jelas sedang berlangsung,” katanya.
Managing Director Bannockburn Global Forex Marc Chandler mengatakan, dengan kegagalan premi konflik tambahan yang terwujud, suku bunga dan berita ekonomi akan memberikan arah harga minggu ini.
“Tingkat tertinggi ditetapkan pada hari Senin kemarin di dekat USD 2.058 dan terendah tercatat pada pertengahan minggu kemarin sedikit di bawah USD 2.002. Geopolitik dan meluasnya konflik di Timur Tengah tampaknya berdampak lebih kecil dari yang saya bayangkan.” kata Chandler. PT Rifan Financindo Berjangka.
Sumber : Liputan 6