
PT Rifan Financindo Berjangka. – Emas Menguat; Kemungkinan Akan Menghadapi Hambatan dalam Jangka Pendek
Emas naik lebih tinggi di awal perdagangan Asia dan kemungkinan terjadi koreksi teknis. Harga turun semalam karena data harga produsen AS yang lebih rendah dari perkiraan, tim Riset Ekonomi & Pasar Global UOB menulis dalam sebuah catatan.
Prospek The Fed untuk mengurangi penurunan suku bunga tahun ini tampaknya membebani harga emas, yang terus menghadapi hambatan bearish, tulis analis di Phillip Nova dalam sebuah catatan. Laporan mengenai PBOC Tiongkok yang menghentikan pembelian emas dan sikap hawkish The Fed mungkin terbukti mengkhawatirkan bagi logam mulia dalam jangka pendek, mereka menambahkan.
Harga emas di pasar spot naik 0,1% menjadi $2,303.51/oz.(mrv)
Sumber : Dow Jones Newswires
Emas Turun Hampir 1% karena Sikap Hawkish Fed dan Kuatnya Dolar AS
Harga emas turun selama sesi Amerika Utara pada hari Kamis (13/6) setelah menyentuh tertinggi harian di level $2,326. Federal Reserve (Fed) memproyeksikan hanya satu penurunan suku bunga, bukan tiga kali penurunan suku bunga yang diusulkan sejak Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) bulan Desember 2023, alias dot plot. Sementara itu, data ekonomi AS yang beragam mendorong Greenback sehingga merugikan logam emas.
Harga spot XAU/USD diperdagangkan pada level $2.303, turun hampir 1%. Data Amerika dari Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) menunjukkan harga yang dibayarkan oleh produsen lebih rendah, sementara jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran melebihi perkiraan dan data sebelumnya.
Meskipun angka-angka tersebut menunjukkan bahwa The Fed mungkin akan menurunkan suku bunganya, para pejabat The Fed memperkirakan pelonggaran hanya sebesar 25 basis poin (bps) menjelang akhir tahun 2024, menurut dot plot.
Meskipun demikian, menurut data dari Chicago Board of Trade, pelaku pasar mengincar pelonggaran sebesar 39 basis poin melalui kontrak suku bunga dana fed fund pada bulan Desember 2024.
Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun turun tujuh bps dari 4,310% menjadi 4,242%, biasanya merupakan dorongan bagi logam non-yielding yang merasakan jeda pembelian Emas di Tiongkok.
Sementara berita bahwa Bank Rakyat Tiongkok menghentikan pembelian emas batangan selama 18 bulan membebani logam mulia. Kepemilikan PBOC tetap stabil di 72,80 juta troy ons Emas di bulan Mei.
Sementara kemarin, Ketua Fed Jerome Powell menyatakan bahwa mereka kurang percaya diri terhadap inflasi dibandingkan sebelumnya “untuk melakukan pemangkasan.” Dia menambahkan, “Jika lapangan kerja melemah secara tak terduga, The Fed siap meresponsnya.” Ketika ditanya mengenai laporan CPI AS, Powell menyebutkan bahwa laporan tersebut hanyalah satu laporan dan menekankan perlunya melihat proses deflasi berkembang menuju tujuan The Fed.(yds) PT Rifan Financindo Berjangka..
Sumber: FXstreet