
Rifan Financindo – Emas–Perak Lanjut Koreksi, Reli Tersendat
Emas dan perak kembali melemah dari rekor tertinggi. Emas sempat turun 2,9% hingga menyentuh $4.004,26/oz setelah sehari sebelumnya anjlok intraday 6,3% terbesar dalam lebih dari 12 tahun. Perak juga menurun lebih dari 2% menjadi sekitar $47,6/oz setelah penurunan 7,1% pada sesi sebelumnya. Di Asia, saham bergerak campuran setelah Wall Street kehabisan tenaga, sementara imbal hasil US Treasury menguat dan indeks dolar cenderung datar.
Aksi profit-taking menjadi pemicu utama. Analis menilai pemilihan harga sepanjang tahun membuat banyak pedagang mempertahankan keamanannya di level yang “belum pernah terlihat”. Teknis yang berlebihan membuat penurunan cepat “menyebar” ke pasar derivatif, memperdalam koreksi logam mulia dalam waktu singkat.
Di sisi fundamental, beberapa bulan terakhir mencakup pembelian bank sentral, turunnya imbal hasil, dan kekhawatiran defisit/fiskal negara besar. Kini pasar kembali realistis: ekspektasi pelonggaran moneter tetap ada, tetapi jangka pendeknya pasar saham cenderung konsolidasi/pullback. Eksposur saham global—menurut sebagian bank—masih tinggi, sehingga arus dana berisiko tetap kuat dan menekan minat safe haven.
Shutdown pemerintah AS memperlebar kekosongan data. Trader komoditas berita laporan mingguan CFTC soal posisi hedge fund di emas–perak, sehingga posisi semakin besar. Sejumlah analis menduga posisi lama yang menumpuk memicu gelombang penjualan saat pemicu teknikal/berita muncul. Sementara itu, US Treasury menguat (yield 30Y terendah sejak awal April), menambah tekanan relatif pada emas.
Ke depan, pelemahan bisa mereda jika dolar dan imbal hasil turun, atau bila buy-the-dip muncul dari investor yang ketinggalan reli. Namun, kombinasi perundingan dagang yang lebih positif, dolar yang relatif kuat, berakhirnya musim belanja musiman di India, dan minimnya data positioning resmi berpotensi membuat pantulan harga tipis dalam jangka pendek.
Inti Poin (5):
- Emas -2,9% menjadi $4.004, perak -2% menjadi $47,6; lanjutan koreksi dari rekor.
- Profit-taking dan teknikal overbought memicu penurunan drastis.
- Reli sebelumnya ditopang bank sentral, imbal hasil turun, tema fiskal—kini pasar konsolidasi.
- Shutdown AS hilangkan laporan CFTC, posisi spekulatif teka-teki.
- Jangka pendek: pantulan tergantung USD & imbal hasil; risiko pantulan dangkal masih tinggi.(asd)
Sumber : Newsmaker.id
Emas Turun Tajam, Apakah Tren Bullish Masih Berlaku?
Harga emas turun tajam pada hari Selasa (21/10), mencatatkan penurunan persentase harian terbesar dalam lebih dari satu dekade. Emas turun sekitar 5,3% di $4.122,85 per ons, yang merupakan penurunan terbesar sejak 20 Juni 2013. Penurunan ini datang setelah harga emas mencatatkan rekor tertinggi pada hari Senin, memicu spekulasi bahwa logam mulia ini mungkin telah mencapai puncaknya atau hanya mengalami koreksi sementara sebelum kembali naik.
Adam Koos, Presiden dan Penasihat Keuangan Senior di Libertas Wealth Management Group, menggambarkan aksi jual ini sebagai “terlambat” dan menyebutnya sebagai “lubang tak terduga” dalam perjalanan reli emas yang sebelumnya mulus. Koos menambahkan, “Emas telah melaju sangat baik, dan sesekali pasar mengerem mendadak untuk memastikan para penumpangnya tetap terjaga.”
Menurut Fawad Razaqzada, analis pasar di StoneX, meskipun penurunan tajam ini menimbulkan pertanyaan tentang berakhirnya reli, masih terlalu dini untuk menganggap tren bullish telah berakhir. Razaqzada menjelaskan, “Penurunan besar di sektor logam mulia memang seharusnya terjadi suatu saat, mengingat harga sebelumnya yang meroket. Namun, banyak investor yang belum sempat bergabung dalam reli ini, dan mereka mungkin akan kembali membeli saat harga turun, yang seharusnya dapat menahan aksi jual lebih lanjut.”
Beberapa faktor, termasuk meredanya ketegangan perdagangan AS–Tiongkok, penguatan dolar AS (DXY), dan berkurangnya permintaan safe haven, turut mendinginkan sentimen pasar. Namun, meskipun aksi jual ini cukup signifikan, banyak yang masih melihat potensi pemulihan, terutama dengan banyaknya investor yang mungkin ingin kembali masuk ke pasar emas setelah koreksi ini. (Arl) Rifan Financindo.
Sumber : NewsMaker
