
PT Rifan Financindo Berjangka – Emas Menuju Kerugian Mingguan karena Inflasi Menunda Spekukasi Penurunan Suku Bunga AS
Emas menuju kerugian mingguan pertamanya dalam empat minggu terakhir setelah serangkaian pembacaan inflasi yang tinggi mendorong kembali ekspektasi kapan Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya.
Indeks Harga produsen AS mengalami kenaikan terbesar dalam enam bulan pada bulan Februari, didorong oleh kenaikan harga bahan bakar dan pangan, menurut data yang dirilis Kamis. Hal ini mendorong kenaikan imbal hasil Treasury dan dolar, keduanya berdampak negatif terhadap emas batangan, yang diperdagangkan dalam mata uang AS dan tidak menawarkan bunga apa pun.
Pasar swap kini menunjukkan peluang 53% penurunan suku bunga Fed pada bulan Juni, turun dari 67% pada minggu lalu. Para pengambil kebijakan diperkirakan tidak mengubah biaya pinjaman pada pertemuan 19-20 Maret.
Logam mulia ini masih bertahan mendekati rekor tertingginya setelah mengalami kenaikan tajam sejak pertengahan Februari, dan berada di ambang batas $2.200 per ounce. Hal ini didukung oleh peningkatan pembelian di Tiongkok dan dari bank sentral serta fund manager secara global, serta meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina serta kekhawatiran terhadap pasar saham AS dan pemilihan presiden.
Harga emas di pasar spot stabil di $2,12.51 per ounce pada pukul 8:50 pagi waktu Singapura, dan turun 0,8% untuk minggu ini. Indeks Bloomberg Dollar Spot naik 0,1%, dan naik 0,5% untuk minggu ini. Perak naik tipis, platinum sedikit berubah, sementara paladium turun. (Tgh)
Sumber: Bloomberg
Emas Ditutup Melemah seiring Dolar dan Imbal Hasil Meningkat pasca Rilis Data Inflasi AS
Harga emas ditutup kerugian pada hari Kamis (14/3) karena dolar dan imbal hasil obligasi naik setelah ukuran inflasi AS lainnya naik dari perkiraan bulan lalu.
Emas untuk pengiriman April ditutup turun US$13,30 untuk menetap di US$2,167.50 per ounce.
Penurunan ini terjadi setelah Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan Indeks Harga Produsen AS naik 1,6% secara tahunan di bulan Februari, naik dari angka revisi 1% di bulan Januari dan jauh melampaui ekspektasi kenaikan 1,1%, sementara suku bunga inti naik 0,3% dari Januari, lebih cepat dari perkiraan konsensus kenaikan 0,2%, menurut Marketwatch.
Laporan terbaru ini menunjukkan inflasi AS tidak segera kembali ke target Federal Reserve sebesar 2% setelah Indeks Harga Konsumen naik lebih dari perkiraan bulan lalu. Data tersebut memupuskan harapan penurunan suku bunga secepatnya dari bank sentral, yang komite kebijakannya akan bertemu minggu depan dan diperkirakan tidak akan ada perubahan terhadap suku bunga saat ini.
Dolar menguat menyusul data tersebut, dengan indeks dolar ICE terakhir terlihat naik 0,56 poin menjadi 103,35.
Imbal hasil Treasury juga meningkat, menjadi bearish bagi emas karena tidak menawarkan bunga. Surat utang AS bertenor dua tahun terakhir terlihat membayar 4,702%, naik 6,1 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun naik 10,5 basis poin (4,299%). (Arl) PT Rifan Financindo Berjangka.
Sumber : MT Newswires