
PT Rifan – Rekor Emas di Depan Mata: Siap?
Emas bergerak mendekati rekor, didukung dua faktor: ekspektasi The Fed bakal memangkas suku bunga lagi tahun ini dan memanasnya hubungan AS–China. Harga spot sempat ke puncak baru $4.179,70/oz dan terakhir diperdagangkan di kisaran $4.165/oz, setelah sesi sebelumnya ditutup naik 0,8%.
Imbal hasil obligasi AS turun ke level terendah dalam beberapa pekan setelah Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal pemangkasan seperempat poin bulan ini. Yield yang lebih rendah bikin emas yang tidak beri kupon jadi relatif lebih menarik.
Perak ikut liar: sempat menembus rekor di atas $53,54/oz lalu berbalik tajam. Penyebab utamanya likuiditas yang ketat di London, sehingga harga acuan di sana sempat melesat di atas futures New York; gap mulai menyempit dan biaya meminjam perak turun, meski keduanya masih tinggi.
Ke depan, pasar waspada hasil investigasi Section 232 untuk mineral krusial (termasuk perak, platinum, palladium) yang bisa memicu tarif baru. Sepanjang tahun ini, empat logam mulia utama sudah melesat 58–80% berkat beli besar bank sentral, arus masuk ETF, dan “flight to safety” akibat tensi AS–China, sorotan ke independensi The Fed, isu shutdown, serta kekhawatiran defisit membengkak.(asd)
Sumber: Newsmaker.id
Emas Bersinar di Tengah Ketidakpastian Dagang & Harapan Cut Rate
Emas membukukan rekor tertinggi baru di atas level $4.100 pada hari Selasa (14/10), yang terdorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga bulan ini oleh Federal Reserve AS yang menjadi aksi pelarian investor ke aset aman setelah ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing yang kembali memanas.
Harga spot emas naik 0,9% menjadi $4.145,85 per troy ons pada 1:50 siang waktu setempat (1750 GMT), setelah menyentuh rekor tertinggi $4.179,48 sebelumnya di sesi tersebut.
Kontrak berjangka emas AS pengiriman Desember menguat 0,7% dan ditutup di $4.163,40.
Logam mulia ini telah melonjak sekitar 57% tahun ini, menembus batas $4.100 untuk pertama kalinya pada hari Senin.
Reli emas didorong oleh banyak faktor, termasuk ketidakpastian geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, pembelian kuat oleh bank sentral, dan arus masuk ETF yang solid.
Sementara analis di Bank of America dan Societe Generale kini memproyeksikan emas mencapai $5.000/oz pada 2026.
Sementara kata Peter Grant, wakil presiden dan analis strategi logam senior di Zaner Metals “Kenaikan ketegangan perdagangan AS–Tiongkok, penutupan pemerintahan AS yang masih berlangsung, dan ekspektasi pelonggaran lanjutan The Fed semuanya menopang emas,”.
Grant menambahkan, ancaman Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif 100% atas barang-barang Tiongkok, penerapan biaya pelabuhan yang saling balas oleh dua ekonomi terbesar dunia, dan tren makro yang lebih luas menuju dedolarisasi dapat mendorong emas ke $5.000/oz pada pertengahan tahun depan.
Trump dijadwalkan bertemu dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping di Korea Selatan akhir bulan ini, kata Menteri Keuangan Scott Bessent pada hari Senin.
Pasar memperkirakan pemangkasan 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan ini, diikuti pengurangan serupa pada Desember.
“Berdasarkan data yang kami miliki, dapat dikatakan bahwa prospek ketenagakerjaan dan inflasi tidak banyak berubah sejak pertemuan kami di bulan September empat pekan lalu,” ujar Ketua The Fed Jerome Powell dalam pidatonya di pertemuan tahunan National Association for Business Economics.
Harga spot perak, yang terdorong oleh faktor-faktor yang sama dengan emas serta kondisi pasokan spot yang ketat, mencetak rekor tertinggi $53,60/oz sebelum turun 0,9% ke $51,86.
Platina melemah 0,3% ke $1.640,76, sementara paladium naik 3,2% ke $1.521,50.(yds) PT Rifan.
Sumber : NewsMaker
