
PT Rifan Financindo – Emas Coba Bangkit, Tapi Powell ‘Ngerem’ Desember
Harga emas sempat naik tipis setelah empat hari melemah, namun sentimen tetap rapuh karena Ketua The Fed Jerome Powell menurunkan peluang pemangkasan suku bunga pada bulan Desember. Pada pukul 07:02 WIB, spot emas bergerak di kisaran $3.946/ons, setelah semalam turun 0,6%. Nada hati-hati Powell juga mendorong imbal hasil US Treasury 10-tahun di atas 4% dan memperkuat dolar kombinasi yang biasanya terletak emas karena tidak memberikan imbal hasil.
Pergerakan ini datang setelah reli tajam pekan lalu yang sempat membawa harga ke rekor di atas $4.380/ons, lalu berbalik karena pasar menilai reli terlalu panas dan ada tanda kemajuan dalam hubungan dagang AS-Tiongkok yang mengurangi permintaan aset lindung nilai.
Di sisi arus dana, dukungan dari pembelian bank sentral masih menjadi penopang jangka menengah, namun aliran keluar dari ETF emas dalam beberapa hari terakhir telah mengurangi sebagian dorongan tersebut. Data Bloomberg menunjukkan kepemilikan ETF emas turun lima hari berturut-turut hingga Selasa.
Ke depan, pelaku pasar akan merilis laporan permintaan emas kuartalan menunggu World Gold Council untuk mengukur minat investor dan bank sentral setelah gejolak harga terbaru. Hasilnya akan jadi petunjuk apakah konsolidasi saat ini berlanjut atau justru membuka ruang reli berikutnya.(asd)
Sumber: Newsmaker.id
Emas Terpukul, Powell Redam Harapan Pemangkasan Selanjutnya
Harga emas berbalik arah di bawah $3.950 per ons pada hari Rabu (29/10), menghapus semua keuntungan hari ini setelah pernyataan Ketua Fed Powell yang memperingatkan bahwa pemangkasan suku bunga pada bulan Desember bukanlah sesuatu yang pasti, sehingga menurunkan peluang pasar untuk memangkas suku bunga 25 basis poin lagi dan mengangkat dolar AS serta imbal hasil Treasury 10-tahun di atas 4%, yang meningkatkan biaya pembiayaan untuk menyimpan emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Nada kehati-hatian tersebut sebagian juga mengimbangi pemangkasan suku bunga 25 basis poin yang dilakukan oleh The Fed ke kisaran target 3,75–4,00% dan keputusannya untuk mengakhiri pengurangan neraca pada bulan Desember, yang keduanya memangkas suku bunga riil jangka pendek dan menambah likuiditas yang biasanya mendukung logam mulia.
Pembelian resmi oleh bank sentral dan akumulasi ETF yang baru telah memperketat ketersediaan logam di bursa dan saluran resmi, serta memberikan dasar yang kuat di bawah harga. Kemajuan dalam kerangka kerja perdagangan AS-Tiongkok telah mengurangi beberapa arus masuk safe haven, tetapi belum menghapus faktor pendorong yang lebih dalam untuk emas seperti ketidakpastian makro yang terus berlanjut dan kekhawatiran tentang penurunan nilai tukar mata uang. (Arl) PT Rifan Financindo.
Sumber : NewsMaker
